Salah satu scene dalam film Habibie dan Ainun, “Pesawat berguncang itu justru bagus karena tidak ada keretakan | Kalau ada yang retak? | Langsung jatuh” lalu Habibie tersenyum dan Ainun lalu menyadari sedang “dikerjain”. Ucapan Habibie muda tersebut hanyalah kalimat logika, bukan hubungan sebab akibat langsung. Bukan berarti tidak adanya keretakan adalah penyebab pesawat berguncang. Namun pesawat berguncang karena kondisi udara di atmosfer yang tidak merata. Hal ini seperti di jalanan aspal yang seringkali ada gelombang-gelombang kecil pasti mobil yang kita kendarai akan sedikit “berguncang”. Ditambah juga getaran mesin ataupun system-system lainnya. Apalagi pada pesawat yang terbang sekitar 700-800 km/jam, tentu getaran itu pasti ada.
Kalau naik pesawat dan bisa melihat bagian sayap lewat jendela, akan terlihat sayap yang bergetar ke atas ke bawah. Tanpa perlu melihat, saat duduk pun getaran itu juga terasa. Kondisi udara di atmosfer tidaklah merata. Apalagi jika cuaca sedang tidak baik. Kumpulan-kumpulan udara di atmosfer bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Pesawat melewati daerah-daerah tersebut dengan kecepatan tinggi tentu saja getaran pesawat akan sangat terasa. Selain getaran, terkadang kita merasakan pesawat seperti mau jatuh ke bawah karena kita merasakan gaya gravitasi pada tubuh tiba-tiba berkurang padahal pesawat terbang stasioner. Hal itu pun terjadi jika misalnya melewati awan comulus dan ada pusaran udara berbentuk ring sehingga mendorong pesawat ke bawah tiba-tiba. Rasanya seperti turun lift secara tiba-tiba. Tapi apapun itu, hal tersebut merupakan hal-hal wajar yang terjadi selama penerbangan. Dan para engineer pesawat terbang tentunya telah memperhitungkan banyak hal dalam merancang pesawat termasuk dalam menghadapi hal-hal seperti ini. Struktur dibuat seringan mungkin namun kekuatannya tetap diperhitungkan sesuai kebutuhan sehingga pesawat tetap bisa terbang dengan aman.
Sumber : http://akbar08.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar