- Alat Bantu Pendaratan Secara Instrumen atau Instrument Landing System ( ILS )
- Alat Bantu Pendaratan Secara Visual atau Airfield Lighting System ( AFL )
1. Alat Bantu Pendaratan Secara Instrument terdiri dari :
- Instrument Landing Syatem / ILS adalah alat bantu pendaratan instrumen (non visual) yang digunakan untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur pendekatan dan pendaratan pesawat di suatu bandara. Peralatan ILS terdiri atas 3(tiga) subsistem :
- a. Localizer (LOC)yaitu peralatan yang memberikan sinyal pemandu azimuth mengenai kelurusan pesawat terhadap garis tengah landasan pacu, atau membantu pesawat terbang agar tepat di centerline landasan pada saat mendarat. Localizer beroperasi pada daerah frekuensi 108 MHz hingga 111,975 MHz
- b. Glide Slope (GS)yaitu peralatan yang memberikan sinyal pemandu sudut luncur pendaratan (3 derajat) , atau membantu pesawat terbang agar tepat di touchdown pada saat mendarat. Glide Slope sering juga disebut Glide Path (GP) dan bekerja pada frekuensi UHF antara 328,6 MHz hingga 335,4 MHz.
- c. Marker Beacon.yaitu peralatan yang menginformasikan sisa jarak pesawat terhadap titik pendaratan. Marker beroperasi pada frekuensi 75 Hz. Marker Beacon terdiri dari 3 buah, yaitu :
- Outer Marker (OM)terletak 3,5 – 6 nautical miles dari landasan pacu. Outer Marker dimodulasikan dengan sinyal 400 Hz
- Middle Marker (MM)terletak 1050 ± 150 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan dengan frekuensi 1300 Hz.
- Inner Marker (IM) terletak 75 – 450 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan dengan sinyal 3000 Hz.Untuk Inner Marker (IM) di Indonesia belum terpasang mengingat ILS category I.
- Outer Marker (OM)
- a. Localizer (LOC)
- Runway Visual Range (RVR)adalah suatu sistem/alat yang digunakan untuk memperoleh informasi meteorologi (cuaca) yaitu jarak tembus pandang (visibility) di sekitar runway
Tidak ada komentar:
Posting Komentar