Jalur penerbangan di Indonesia, yakni Jakarta-Surabaya-Denpasar, menjadi rute terpadat kelima di dunia. Rute penerbangan ini bersanding dengan bandara di Singapura dan negara maju lain. Penyedia bandar udara pun harus memutar otak untuk mengatur jadwal penerbangan.
Dalam siaran pers, Selasa (29/1/2013), Direktur Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura (AP) I Ngurah Rai Harjoso Tjatur Prijanto menyatakan, karena masalah traffic di udara adalah masalah internasional, masalah keselamatannya adalah masalah bersama. “Maka, ATFM merasa perlu untuk membahas hal tersebut,” ujar Harjoso saat pertemuan air traffic facilities management (ATFM) di Hotel Kartika Plaza kemarin.
Pertemuan ATFM akan berlangsung selama tiga hari diikuti 110 peserta. Selain AP I yang menjadi tuan rumah, kegiatan juga diikuti oleh industri penerbangan dan pengelola bandara dari sejumlah negara.
Dikatakan, rute penerbangan Jakarta-Surabaya-Denpasar mengalami pertumbuhan tinggi, bahkan dalam tiga tahun terakhir mencapai 12 persen per tahun dan menjadi rute terpadat kelima dunia. Jumlah trafik pergerakan pesawat di Bandara Ngurah Rai bisa mencapai angka di atas 300 pergerakan pesawat saat peak season.
Bandara Ngurah Rai yang menjadi salah satu bandara terkemuka di Indonesia kini dalam pengembangan. Luas terminal internasioal akan ditingkatkan menjadi 130.000 meter persegi, sedangkan terminal domestik menjadi 65.000 meter persegi.
Pada 2012, Bandara Ngurah Rai menampung sekitar 13,5 juta penumpang. Jumlah yang ditampung bandara ini sudah melampaui kapasitas ideal. Bahkan, jumlah penumpang mencapai angka 270 persen dari kapasitas ideal. Untuk itulah, Bandara Ngurah Rai dikembangkan dengan anggaran lebih dari Rp 2 triliun.
Diharapkan, sebelum pertemuan APEC 2013 ini pengembangan terminal Bandara Ngurah Rai sudah kelar.
Pengamat penerbangan, Chappy Hakim, menyatakan masalah penerbangan nasional Indonesia adalah infrastruktur. Pertumbuhan penerbangan yang tinggi tak dibarengi rencana yang matang. “Infrastruktur menjadi masalah utama penerbangan nasional kita,” katanya.
Dikatakan, dalam 10-15 tahun terakhir pertumbuhan penerbangan di Indonesia berkembang pesat. Bahkan, dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan penerbangan nasional mencapai angka 12 persen. “Pertumbuhan penerbangan di Indonesia sangat tinggi,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar